Banyak keunggulan memiliki mobil dengan transmisi matic, salah satunya adalah tidak perlu menginjak kopling saat pindah gigi, namun pada dasarnya perpindahan gigi di mobil matik sama seperti mobil transmisi manual. Bedanya hanya di transmisi mobil matik perpindahan gigi diatur sedemikian rupa secara otomatis di dalam sistem. Pada transmisi matik, biasanya ada beberapa pilihan posisi gigi, yaitu P (parkir), N (netral), D (maju) kemudian beberapa tambahan lain semisal L, D2, D3, dan sebagainya.
Mengutip dari Kompas.com, tidak sedikit orang yang masih belum paham mengenai arti atau simbol pada transmisi matik. Perputaran gigi di matik itu sama seperti manual dari 1, 2, 3, 4 dan 5 atau sampai tujuh. Artinya, saat digas giginya akan tetap berawal dari gigi 1. Huruf dan angka tersebut hanya digunakan ketika pengemudi ingin membatasi transmisi agar tetap berada di rasio gigi rendah. Kalau dia D artinya (giginya) terus pindah (sesuai kecepatan/Rpm) dari 1 sampai 5. Kalau (D/atau angka) 2 artinya transmisi bisa pindah dua kali, gigi 1 dan gigi 2. Kalau L artinya cuma satu saja, cuma gigi 1 saja.
Menggunakan mobil matic saat di tanjakan, pengemudi disarankan menggunakan gigi rendah yaitu L. Pada dasarnya artinya transmisi membatasi cuma menggunakan gigi satu dan kecepatannya dibatasi meski pengemudi menginjak gas penuh.
Karena penggunaan transmisi matic semakin memudahkan penggunanya, jangan sampai transmisi matic tersebut sampai rusak atau malah mengalami kerusakan atau malfungsi tapi tetap dipaksakan jalan sehingga malah berakibat transmisinya rusak parah. Bila sudah dipaksakan akan mengakibatkan kerusakkan yang cukup fatal dan bisa mengeluarkan uang sampai puluhan juta rupiah untuk memperbaiki transmisi matic.
Adapun ini tanda-tanda mobil matic Kamu mengalami kerusakan dan harus segera diperbaiki:
1. Ada Suara Saat Pindah Transmisi
Tanda-tanda yang harus diperhatikan saat transmisi matic sudah mau rusak, saat posisi tuas transmisi dipindah dari P ke R atau dari N ke D akan timbul suara-suara yang tidak lazim. Jika mobil Kamu mengalami hal tersebut bisa jadi ada kerusakan pada sistem transmisi otomatis.
2. Respon Mundur Agak Telat
Kemudian tanda yang lain adalah biasanya kalau untuk mundur agak telat respon dari transmisinya. Walau tuas transmisi matik sudah di posisi R, namun harus menunggu lama seperti harus di gas-gas dahulu baru mobil mulai mundur.
Umumnya, bila mobil dengan transmisi matic di kondisi sehat, saat tuas transmisi matik di posisi R mobil bisa langsung dengan mudah mundur.
3. Mesin Bergetar
Tanda lainnya lagi adalah adanya getaran yang tidak biasa, ketika Kamu sedang berkendara tiba-tiba terasa ada getaran yang tidak biasa dari mesin. Kemungkinan besar kampas kopling sudah aus atau kemungkinan terburuk malah sudah gosong.
4. Hentakan Keras Saat Mulai Berjalan
Selain itu tanda lain jika mulai butuh perhatian adalah saat masuk ke posisi D (Drive) terasa ada hentakan keras. Hentakan ini seperti gigi transmisi dipaksa dan putaran mesin tidak diredam dengan baik. Bisa jadi kerusakan awal pada sistem elektronik atau mekanis.
Bila sudah parah, saat mobil sudah dalam posisi tuas transmisi matic D mobil lama untuk berjalan. Bahkan tarikan mobil menjadi lambat atau parah-parahnya mobil bisa saja tidak bisa jalan.
Tanda-tanda ini berlaku untuk transmisi matic tipe apa saja seperti mobil transmisi matik konvensional, CVT bahkan transmisi otomatis dual clutch. Kalau sudah sampai harus turun girboks lebih baik Kamu jual mobilnya dan ganti dengan yang lebih muda usianya.
Namun, Kamu tidak perlu khawatir jika memiliki mobil matic. Kamu hanya perlu melakukan perawatan mobil matic secara berkala. Sama seperti mobil manual, mobil matic tentunya juga perlu dirawat agar dapat selalu bekerja dengan baik. Untuk itu, simak ulasannya berikut ini:
· Pilih Posisi Transmisi yang Tepat
Cara merawat mobil matic biar awet bisa dimulai dengan memahami cara kerja transmisi itu sendiri. Paling tidak konsumen mengetahui fungsi dari setiap posisi gigi pada tuas transmisi.
Salah satu transmisi matic yang populer di Indonesia ialah otomatis 4-kecepatan. Transmisi semacam itu akan dilengkapi dengan beberapa pilihan gigi, meliputi P, R, N, D, 3, 2, dan L.
· Rutin Ganti Oli Transmisi
Setiap pemilik mobil mungkin sudah tidak asing lagi dengan ritual mengganti oli mesin. Namun, bukan hanya itu yang perlu diganti, tapi juga oli transmisi. Pada mobil transmisi otomatis, oli ini dikenal dengan sebutan oli matic.
Tidak seperti oli mesin yang harus diganti setiap 10.000 km, jadwal penggantian oli matic relatif lebih lama. Sejumlah pabrikan menyarankan konsumennya untuk mengganti oli matic setiap 80.000 km.
Fungsi oli matic sangat krusial apalagi pada transmisi otomatis model torque converter. Bisa dibilang oli ini menjadi nyawa dari transmisi tersebut. Sebabnya kerja transmisi sangat tergantung pada tekanan hidrolis yang berada di dalamnya.
Selain itu oli matic juga berfungsi melumasi bagian dalam transmisi agar komponen-komponennya dapat berfungsi dengan baik dan lancar. Pada transmisi matic konvensional kerjanya ditopang gir-gir yang saling berhubungan antara satu dengan lainnya.
Makanya sangat masuk akal jika kebutuhan terhadap pelumasan yang baik menjadi sangat penting. Pemilik mobil juga perlu mengetahui rekomendasi oli matic yang benar-benar sesuai dengan spesifikasinya. Oli matic untuk transmisi otomatis torque converter dan CVT jelas akan berbeda.
· Gaya Berkendara
Disadari atau tidak daya tahan komponen-komponen kendaraan juga dipengaruhi oleh gaya berkendara yang diterapkan pemiliknya. Perlu dipahami bahwa transmisi matic lahir dengan orientasi lebih untuk memberikan kenyamanan.
Bukan berarti mobil transmisi matic tidak bisa dipakai ngebut. Karena faktanya banyak mobil-mobil performa tinggi juga mengadopsi transmisi ini.
Namun, untuk mobil pada umumnya disarankan menggunakan transmisi matic dengan cara yang wajar. Beberapa perilaku berkendara yang selama ini dipercaya cepat merusak transmisi matic ialah kebiasaan menginjak pedal gas dalam-dalam secara spontan alias kick down.
Bukan hanya di jalanan yang lurus, tapi sejumlah pemilik mobil juga kerap melakukan kick down saat menjumpai tanjakan di depannya.
Dari segi teknis, pada saat melakukan kick down maka transmisi akan turun satu tingkat dibarengi putaran mesin jadi lebih tinggi. Hal tersebut membuat gesekan kampas kopling makin berat.
Sebagai saran, ketika menemui tanjakan yang cukup curam ada baiknya pengendara memilih gigi rendah, misalnya L atau 1. Itu artinya transmisi akan terkunci pada gigi tersebut sampai dipindahkan lagi ke posisi D.
· Jangan Dorong Mobil Matic
Terdapat kebiasaan di kalangan masyarakat untuk mendorong sebuah mobil ketika mengalami mogok. Bukan hanya untuk menggeser posisi, tapi juga untuk menyalakan mesinnya.
Pemilik mobil matic sebaiknya menyadari kendaraannya tidak bisa didorong sembarang. Sebabnya, transmisi matic mengandalkan sebuah pompa hidrolis untuk melakukan pelumasan. Pompa tersebut hanya berfungsi ketika mesin mobil menyala.
Untuk kasus mobil matic mogok tengah jalan masih diperbolehkan mendorongnya ke pinggir agar tidak menghalangi kendaraan lain. Dengan catatan posisi transmisi berada di posisi N.
Namun, jangan mendorong mobil matic yang mogok sebagai upaya menyalakan mesinnya. Disarankan untuk memanggil mekanik untuk towing untuk membawa mobil ke bengkel yang dipercaya.
Sedangkan untuk mendorong mobil matic mogok yang sudah terlanjur diparkir (posisi gigi P), jangan lupa menggunakan fitur shift lock. Karena ketika mesin mobil mati maka tuas transmisi tidak akan bisa digeser ke N.
Untuk melepasnya tergantung dari masing-masing mobil. Model shift lock yang cukup jamak ditemui ialah berbentuk tombol dengan posisi di sekitar tuas transmisi. Pemilik kendaraan tinggal menekan tombol tersebut kemudian menggeser tuas transmisi ke N.
Sedangkan pada mobil-mobil yang sudah menggunakan keyless entry biasanya fitur shift lock berbentuk lubang. Pemilik kendaraan perlu memasukkan anak kunci ke dalam lubang tersebut jika ingin menggeser tuas transmisi ke posisi N saat mesin mati. Sejatinya fitur shift lock hadir pada mobil-mobil matic agar dapat didorong ketika parkir paralel.