Banyak pengendara di Indonesia masih memilih mobil manual sebagai kendaraan sehari-harinya. Walaupun proses belajar untuk mengemudikannya cenderung lebih sulit, tetapi biaya perawatan mobil satu ini tergolong lebih murah sehingga jadi alasan utama untuk dipilih.
Namun, tak sedikit pengendara yang justru keliru ketika mengoperasikan mobil manual. Ada banyak sekali pengguna mobil transmisi manual yang salah persepsi dengan berbagai tindakan yang selama ini dianggap benar, padahal jelas salah dan patut dihindari.
Banyak hal yang sebenarnya sepele untuk mobil manual, tetapi justru malah bisa menjadi masalah serius. Buat pengendara mobil manual jangan lakukan ini:
1. Nyalakan Mesin Tidak Dalam Posisi Gigi Netral
Salah satu hal yang sering dilupakan para pengendara mobil transmisi manual, tidak memperhatikan posisi gigi tetapi justru mematikan mesin. Oleh sebab itu, saat akan menyalakan mobil, pastikan Sahabat Garasi sudah memeriksa apakah posisi gigi netral.
Jika tidak, tentu saja memicu bahaya bagi yang ada di balik kemudi. Apalagi jika menyalakan mesin mobil tersebut tanpa menginjak pedal kopling.
2. Awal Mula Dalam Posisi Gigi Dua
Untuk Sahabat Garasi yang selama ini masih sering melakukan start mesin pada gigi dua, sebaiknya ubah kebiasaan tersebut. Pasalnya, tindakan ini akan membuat beban mobil terasa lebih berat.
Tentu saja, rasanya bakal jauh berbeda dengan posisi gigi satu karena tidak memberatkan mesin mobil. Perlu diketahui, setiap gigi pada mobil transmisi manual memiliki peran masing-masing.
Pada dasarnya, kecepatan 0 hingga 10 km/jam harus masuk di posisi gigi satu dan 10 hingga 35 km/jam masuk dalam gigi dua. Bila langsung ke posisi gigi dua, maka melompati tahapan yang ada sehingga berisiko merusak mesin mobil tersebut.
3. Lepas Kopling Sambil Injak Pedal
Hampir sebagian besar mobil modern telah mengusung teknologi injeksi, bukannya karburator. Dengan begitu, cara start paling tepat adalah melepaskan pedal kopling secara perlahan tanpa harus menginjak gas.
Apabila Sahabat Garasi menginjak pedal gas terlebih dulu, baru setelah itu melepas kopling justru akan menyebabkan penggunaan bahan bakar jadi lebih boros.
Tak sedikit orang yang beranggapan untuk menginjak pedal gas terlebih dulu kemudian lepas kopling. Padahal, cara itu untuk mobil karburator yang bukan hanya memicu boros pada bensin, tapi juga prodo kopling kendaraan.
4. Posisi Tangan di Tuas Persneling
Rasanya, hampir semua pengendara mobil dengan transmisi manual memiliki kebiasaan meletakkan tangan pada tuas gigi. Padahal, kebiasaan ini memicu kerusakan pada tuas gigi mobil tersebut.
Mengistirahatkan tangan pada tuas gigi mobil manual bisa berisiko menekan gigi sehingga onderdil di bagian transmisi mengalami kerusakan.
5. Injak Kopling Untuk Hentikan Laju Kendaraan
Ternyata, masih ada banyak orang yang salah teknik ketika akan mengerem kendaraan berkecepatan tinggi. Para pengendara mobil manual akan menginjak pedal kopling terlebih dulu ketimbang pedal rem.
Ketahuilah, hal semacam ini justru bisa menyebabkan kondisi mobil los. Cara paling benar untuk menghentikan kendaraan dengan kecepatan lebih dari 10 km/jam adalah injak pedal rem terlebih dulu dan hindari menginjak kopling full sampai kecepatannya benar-benar kurang dari 10 km/jam.
6. Kaki Siaga di Pedal Kopling
Meskipun pedal kopling diinjak dengan jeda tertentu, tetap bisa menimbulkan boros pada bagian prodo dan memicu selip ketika kendaraan digunakan di jalan raya. Tindakan ini juga memicu terjadinya panas dan terbakar sehingga menimbulkan bau.
Untuk itu, para pengendara mobil manual sangat disarankan untuk meletakkan kaki di lantai mobil alih-alih pada pedal kopling.
7. Pindahkan Gigi Tidak Netral Saat Macet
Kebiasaan sepele berikutnya tapi cukup berbahaya adalah memindahkan gigi ketika mesin dalam posisi meraung. Cara paling tepat adalah memindahkan gigi ketika rpm sudah menyentuh 3.000. Jangan pernah mengoper gigi mobil lebih dari rpm 3.000 agar tidak merusak performa kendaraan kesayangan Sahabat Garasi.
8. Posisi Gigi Tidak Netral Saat Macet
Ada baiknya ketika mobil berhenti karena lampu lalu-lintas, posisikan gigi secara netral sehingga bisa beristirahat untuk sementara waktu. Apabila posisi gigi mobil tidak netral, ada kemungkinan Sahabat Garasi justru lupa menginjak pedal kopling sehingga memicu bahaya.
9. Tidak Manfaatkan Mesin Rem
Tak sedikit pengendara mobil manual yang berpikir, bahwa gigi netral mampu menghemat bahan bakar ketika melewati turunan. Padahal anggapan tersebut salah total karena ketika gigi mobil netral, artinya mobil yang Sahabat Garasi kendarai tidak menggunakan fungsi engine brake.
Seharusnya, jalanan yang menurun harus memanfaatkan rem atau oper gigi ke posisi satu sehingga engine brake aktif sebagaimana mestinya. Jika seandainya gigi ada di posisi netral, maka mobil bakal meluncur di jalanan turunan.
Tentu saja, kondisi semacam ini cukup berbahaya. Apalagi, jika sengaja mematikan mesin mobil sehingga berisiko membuat rem blong.
10. Lambat Pindahkan Posisi Gigi Saat Menanjak
Jangan pernah terlambat memindahkan posisi gigi mobil ketika menanjak karena hal tersebut juga sangat berisiko. Mobil bisa tiba-tiba mundur ataupun mesin mendadak mati. Pun sebaliknya, terlalu cepat memindahkan gigi mobil bisa menyebabkan mesin meraung sehingga merusak gearbox.
Kendati demikian, perawatan mobil manual lebih mudah ketimbang matik. Mobil ini juga harus diservis secara berkala dan maksimal. Dengan begitu, mobil manual yang menjadi andalan setiap harinya dapat tetap prima.
Untuk itu, Sahabat Garasi harus melakukan perawatan mobil manual sendiri. Begini caranya:
- Perhatikan Rem Dan Starter
Dua komponen penting dalam mobil yaitu starter dan rem. Tanpa keduanya, mobil tidak bisa melaju dengan baik dan aman. Cara perawatan mobil manual pun bisa kamu lakukan dari pengecekan dua komponen ini. Periksa apakah saat mesin mobil dinyalakan tidak ada masalah dan lainnya. Kemudian rem juga berfungsi penting untuk keamanan berkendara. Pastikan rem berfungsi dengan baik dan ganti kampas rem jika sudah menipis.
- Air Radiator Cukup
Air radiator pada mobil manual penting untuk dicek karena fungsinya untuk menetralkan mesin yang terlalu panas. Jika air radiator tidak cukup untuk mendinginkan mesin mobil, maka akibatnya cukup berbahaya. Mesin mobil bisa rusak hingga posisi pengemudi menjadi berbahaya. Agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, sebaiknya cek rutin air radiator untuk dilakukan penggantian agar mesin tetap terjaga.
- Ganti Oli
Mobil manual juga membutuhkan oli untuk kinerja mesin. Saat mesin dinyalakan, piston-piston di dalam mesin mobil bekerja naik turun. Agar performa piston-piston ini tetap baik, cara merawat mobil manual membutuhkan pelumas berupa oli yang berkualitas pula. Kamu bisa memilih oli yang sesuai untuk jenis mobil milik Sahabat Garasi. Selain itu, perhatikan waktu penggantian oli secara rutin. Umumnya, ganti oli disarankan ketika mobil telah menempuh jarak sekitar 3 hingga 5 ribu km.
- Tekanan Ban Sesuai
Supaya mobil manual tetap nyaman dikendarai di jalanan, tekanan ban adalah hal mutlak yang harus diperhatikan. Usahakan mengisi tekanan udara yang pas untuk masing-masing ban. Jika ban terlalu keras, guncangan ketika melewati permukaan jalan yang tidak mulus akan cukup terasa. Sebaliknya, tekanan udara ban juga sebaiknya tidak terlalu kecil karena membuat ban cepat rusak. Selain itu juga akan membahayakan selama berkendara.
- Cuci Mobil Secara Rutin
Perawatan mobil manual tidak hanya terpaku pada perawatan mesin dan komponen internal mobil. Eksterior mobil juga harus diperhatikan. Salah satu cara merawat bagian eksterior mobil yaitu mencucinya dengan rutin. Mobil yang dicuci dengan rutin akan lebih kinclong dan dipandang lebih terawat. Sahabat Garasi bisa menggunakan peralatan mencuci khusus mobil agar hasilnya lebih maksimal. Beberapa diantaranya yaitu selang cuci mobil, sampo khusus mobil, hingga cairan pengkilap bodi mobil.