Pabrikan mobil di Indonesia banyak mengeluarkan dua jenis transmisi yaitu manual dan otomatis atau matic. Sebagian besar masyarakat di kota-kota besar pasti memilih menggunakan transmisi matic. Alasannya, kendaraan dengan transmisi manual kurang praktis di tengah kemacetan.
Meskipun lebih praktis dikendarai dibandingkan mobil bertransmisi manual, mobil matic juga tidak luput dari masalah. Salah satu masalah yang muncul pada mobil matic adalah transmisi mobil yang tidak bisa pindah gigi.
Masalah transmisi matic yang mulai bermasalah memang tidak semua orang bisa mengetahuinya, Sebab tidak semua orang punya kemampuan menganalisa kerusakan mobil dengan baik.
Lantas, apa penyebabnya?
Kerusakan pada Gearbox
Gearbox yang bermasalah dapat membuat transmisi mobil matic tidak bisa dipindahkan. Biasanya, masalah ini muncul akibat kerusakan pada kabel gearbox. Kabel gearbox yang terputus atau mengelupas dapat membuat gigi tidak berpindah meskipun tuas sudah digeser. Untuk merasakannya, pengemudi hanya memindah tuas dan menginjak pedal gas. Apabila pedal gas terasa berat, maka perpindahan gigi bermasalah.
Masalah pada Switch Rem
Kendala pada switch rem merupakan salah satu penyebab tuas transmisi pada mobil matic tidak bisa pindah gigi. Ketika pedal rem diinjak, switch rem tidak ikut tertekan. Meskipun pedal rem diinjak sampai penuh, kondisi ini membuat tuas transmisi tidak bisa berpindah. Salah satu tanda bahwa switch rem bermasalah adalah lampu rem yang tidak menyala saat rem diinjak. Meskipun kemudian, kerusakan pada switch rem merupakan sebuah bentuk pencegahan agar tidak terjadi kecelakaan.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memeriksa apakah switch rem harus diganti atau cukup disetel ulang. Hal yang dilakukan pertama kali adalah memeriksa sekring yang terdapat pada fuse box. Cabutlah sekring lalu lihat apakah penghantar arus masih tersambung atau putus. Jika putus maka segera ganti dengan ukuran yang sesuai.
Switch rem yang bermasalah bisa juga disebabkan karena soket yang kendor. Dalam kondisi ini, pemilik mobil hanya perlu mengencangkan soket sampai berbunyi klik. Apabila soket yang kendur dan sekring pada fuse box tidak bermasalah, bisa jadi setelah switch rem kurang pas. Untuk menyetel ulang switch rem, gunakan kunci pas 12 mm lalu putar ke kiri dan kanan sampai switch rem berfungsi normal. Jika langkah tersebut masih belum berhasil, maka switch rem perlu diganti.
Switch Rem Kotor
Tidak hanya switch rem yang rusak, kondisi komponen switch rem yang kotor bisa menjadi penyebab tuas transmisi tidak bisa digerakan. Debu, kotoran, atau sisa pelumas yang menumpuk dapat membuat switch rem tidak berfungsi. Biasanya hal ini terjadi ketika mobil diparkir di tempat dingin. Untuk mengatasinya, pengemudi memanaskan mesin agar kotoran bisa luruh. Jika switch rem mengalami kerusakan, ganti dengan komponen baru yang sesuai dengan tipe mobil.
Cara Perawatan Transmisi CVT
Jenis transmisi mobil memang semakin beragam seiring perkembangan teknologi dan inovasi pada mobil itu sendiri. Berbagai pabrikan otomotif terus berlomba untuk membuat inovasi agar mobil mereka menjadi yang terdepan.
Sebagian besar pabrikan otomotif ini banyak menggunakan transmisi otomatis dengan tipe Continuous Variable Transmission (CVT). Transmisi CVT dinilai lebih nyaman dan memberikan kemudahan dalam berkendara. Hal ini karena sistem transmisi CVT memanfaatkan dua komponen utama dalam cara kerjanya, yaitu puli dan baja. Setiap puli akan didorong dengan sistem pompa fluida sehingga tenaga yang disalurkan ke roda lebih sempurna dan menyesuaikan perubahan kecepatan serta torsi yang tepat. Untuk itu, percepatan kendaraan akan lebih konstan. Kendati demikian, transmisi CVT tetap mudah mengalami kerusakan apabila tidak dirawat dengan baik.
Ini beberapa cara yang tepat untuk merawat transmisi CVT:
Perhatikan Penempatan Posisi Transmisi
Transmisi CVT biasanya memiliki mode otomatis dan manual. Bagi yang ingin berkendara dengan mode manual, pemilik mobil bisa menggeser tuas transmisi dari ‘D’ ke ‘M’. Tuas transmisi CVT juga dilengkapi dengan tanda ‘+’ untuk upshift dan ‘-‘ untuk downshift. Ketika menggunakan mode manual pada transmisi CVT, posisikan transmisi dengan baik. Apabila harus melewati jalanan menanjak, gunakan gigi rendah. Selain itu, ketika memindahkan gigi mundur ke D atau sebaliknya, pastikan mobil dalam posisi berhenti. Pemilik mobil juga disarankan untuk menurunkan transmisi tidak sembarangan agar kondisi transmisi CVT tetap awet.
Hindari Gaya Mengemudi Kasar
Salah satu cara untuk merawat transmisi CVT adalah dengan menghindari kick down tiba-tiba dan mengemudi secara agresif. Sistem transmisi CVT berporos pada puli ganda. Cara kerja transmisi CVT fleksibel, oleh karena itu pemilik mobil untuk mengendarai mobil secara halus tanpa menggeber akselerasi. Kebiasaan mengemudi agresif dapat berpotensi mengganggu cara kerja dari bagian transmisi mobil.
Ganti Oli Secara Berkala
Agar sistem transmisi dapat bekerja secara optimal, penggantian oli transmisi perlu dilakukan secara berkala. Penggantian oli pada transmisi CVT biasanya dilakukan lebih sering ketimbang transmisi konvensional. Lakukan penggantian oli sesuai dengan ketentuan dari pabrikan. Apabila mobil sering terkena macet, lakukan penggantian oli transmisi dengan interval lebih pendek. Disarankan untuk mengganti oli transmisi pada kelipatan 30.000 km hingga 50.000 km. Selain penggantian oli transmisi, periksa juga kondisi dari komponen transmisi CVT.
Pakai Oli Transmisi Khusus
Agar kinerja sistem transmisi CVT tetap awet, gunakan oli transmisi khusus. Oli transmisi biasa yang digunakan pada transmisi CVT tentu dapat berpotensi terjadinya selip dan performa menjadi kurang. Hal ini terjadi karena kandungan pada oli khusus transmisi CVT dan oli biasa berbeda. Oleh karena itu, pastikan menggunakan oli khusus tipe transmisi CVT.
Kurangi Lewati Jalan yang Berat
Kendaraan dengan sistem transmisi CVT didesain untuk melewati jalan yang lurus dan tidak banyak rintangan. Pemilik mobil disarankan untuk mengurangi membawa kendaraan melewati area yang terjal dan medan yang berat. Mobil dengan sistem transmisi CVT memiliki kemampuan menahan beban torsi dan tenaga yang tidak sekuat sistem transmisi konvensional. Jika terpaksa melewati medan yang berat, pastikan komponen transmisi CVT bekerja dengan baik dan kurangi muatan mobil yang berlebih.