Setelah memiliki mobil bekas terbaik, tidak jarang dari kita memilih untuk melakukan modifikasi. Biasanya salah satunya dengan mengubah settingan, dan mengubah knalpot agar suara yang dihasilkan lebih galak dan keren. Tapi Sahabat Garasi tahu tidak knalpot yang bagus itu seperti apa?
Sebelum melihat desain knalpot yang ditawarkan keren atau tidak menempel di mobil Sahabat Garasi nih. Sebaiknya Sahabat mengetahui dahulu bahan jenis knalpot terbaik apa yang dipasaran Indonesia saat ini.
Saat ini di Indonesia ada 3 bahan material dasar yang digunakan untuk membuat knalpot, yakni Qalvanis yang biasa disebut pipa hitam dan pipa putih, stainless steel dan titanium. Bahan material terbaik jatuh pada bahan material titanium, dan karena memiliki bahan material terbaik biasanya knalpot titanium digunakan untuk modifikasi ekstrim. Saat ini banyak dari modifikator memilih knalpot Qalvanis dan Stainless Steel karena harga yang relatif murah.
Lalu kelebihan apa yang ditawarkan dari masing-masing bahan pembuat knalpot ini ya? Tentu dari ketiga bahan material pembuatan knalpot ini memiliki kelebihan masing-masing. Diantaranya untuk pipa hitam dan putih itu lebih murah, namun pipa hitam atau dari Qalvanis bakal lebih tahan karat karena ada lapisan alumunium.
Sedangkan untuk bahan material Stainless Steel memiliki daya tahan yang lebih kuat, sedangkan titanium lebih tahan, lebih tahan karat. Sehingga Sahabat Garasi bakal bisa menggunakannya lebih lama lagi, tapi biasanya knalpot ini digunakan untuk mobil sport.
Bicara soal harga tentu relatif, karena harga knalpot bisa mencapai jutaan rupiah hingga puluhan juta rupiah.
Modifikasi Knalpot Ada Dampaknya
Sebagai saluran pembuangan gas sisa pembakaran atau knalpot juga memiliki pengaruh terhadap tenaga mesin. Lantaran itulah, komponen mobil ini memiliki arti penting.
Bahkan, begitu pentingnya tak sedikit pemilik mobil yang berusaha menggantinya dengan knalpot hasil kreasi bengkel atau produsen knalpot. Hanya, tak sedikit pula yang merasa kecewa. Pasalnya setelah knalpot diganti tenaga mobil bukan semakin tokcer justeru sebaliknya, menjadi loyo.
knalpot yang berdesain bagus akan memberikan tekanan balik yang tepat. Walhasil, proses pembakaran di ruang bakar mesin akan mendapatkan asupan udara yang terus menerus dalam jumlah optimal.
Hasilnya, tenaga yang dihasilkan makin sempurna. Hanya, tak jarang desain knalpot tersebut juga mengakibatkan mobil boros bahan bakar.
Lantas apa yang harus diperhatikan sebelum mengganti knalpot agar tenaga besar tetapi tidak boros bahan bakar? Melansir dari laman gooto.com, berikut tips yang bisa Sahabat simak :
1. Pilih ukuran yang ideal
Pilihan ukuran pipa knalpot yang umum tersedia di pasaran adalah 3 inci, 3,5 inci, serta 4inci. Sebaiknya Sahabat melakukan konsultasi dengan ahli knalpot dengan minta perbandingan keuntungan dan kekurangan bila menggunakan ukuran dari masing-masing pilihan.
Pasalnya, diameter pipa sangat berpengaruh terhadap gas buang yang terdorong. Oleh karena itu, memilih ukuran pipa sangat sulit agar sesuai, perhitungan kombinasi antara letak mesin, intake manifold, karburator atau tempat masuknya bahan bakar harus diperhitungkan dengan cermat.
Jangan lupa untuk menyesuaikan header, resonator, serta muffler dengan ukuran pipa tersebut. Sebisa mungkin pilihlah pipa dengan lekukan yang baik dan bulat agar sisa gas buang dapat mengalir lancar.
2. Pastikan konfigurasi header dan desain pipa
Header adalah saluran buang gas hasil sisa pembakaran dari blok mesin. Pada mobil bermesin empat silinder header berjumlah empat dan mesin enam silinder enam buah.
Konfigurasi header umumnya 4-2-1 atau 4- 1. Artinya gas buang dari blok mesin disalurkan ke empat saluran, kemudian dua saluran, dan bermuara ke satu saluran.
Sedangkan 4 – 1, berarti gas sisa pembakaran disalurkan ke empat saluran dan langsung bermuara ke satu saluran.
Bila Sahabat ingin mengganti knalpot bawaan pabrik dengan knalpot produk produsen lain. Pastikan, konfigurasi dan desain lubang dan lekukan pipa benar-benar tepat.
Sehingga selain tidak menyebabkan mobil boros bahan bakar, juga mendongkrak tenaga.
Pasalnya, semakin lancar gas hasil pembakaran terbuang maka tenaga akan semakin besar. Begitu pun sebaliknya.
3. Sesuaikan dengan jenis transmisi mobil
Bila mobil Sahabat menggunakan transmisi manual maka perhatikan beberapa hal secara teliti mulai dari header, resonator, hingga muffler. Pastikan ukuran, sambungan, serta desain komponen itu tepat.
Sebab, pada mobil transmisi manual, setiap kali ganti posisi gigi dan pedal gas diinjak pada saat itu pula semburan gas dari blok mesin meningkat. Aliran gas itulah membutuhkan pengelolaan yang tepat agar memberi efek tekanan balik ke ruang bakar secara tepat sekaligus terbuang secara teratur.
Sedangkan bila mobil Sahabat bertransmisi otomatis, persyaratannya cukup sederhana. Cukup mengganti header berkonfigurasi 4-2-1 dengan desain yang tepat plus diameter pipa yang tidak terlalu besar.
Nah Sahabat Garasi, jadi mulai sekarang sudah tahukan material seperti apa dan knalpot yang bagaimana bila ingin memodifikasi. Dan silahkan pilih knalpot sesuai keinginan dan kantong juga tentunya.
Foto : Garasi.id