Air radiator mobil

Kenali 4 Jenis Air Radiator Mobil, Kelebihan, Kekurangan dan Fungsinya Masing-Masing

31 Mar 2023 | 11:00 WIB

Sahabat Garasi pasti senang yang namanya berpergian jauh dengan kendaraan pribadi. Apalagi jelang akhir pekan atau libur panjang, pasti Sahabat sudah punya banyak rencana untuk pergi liburan bersama teman atau keluarga. Namun, Ada satu kebiasaan salah yang kerap terjadi sewaktu berkendara jarak jauh, yaitu membuka penutup radiator mobil ketika mesin sedang panas. Alhasil, penutup itu bisa mental, kemudian cairan radiator mobil yang panas ikut menyembur sampai berpotensi melukai.

Terdengar sepele, namun sangat penting diperhatikan. Itulah yang berlaku pada saat melakukan buka-tutup radiator mobil. Jika itu sering dilakukan, bukan hanya luka tetapi juga dapat merusak per dan katup yang ada di dalam tutup radiator mobil tersebut.

Menurut tips yang dikeluarkan oleh Toyota Astra, disarankan untuk tidak sering membuka tutup radiator karena dapat meningkatkan resiko rusak pada tutupnya. Akibat buruk dari rusaknya tutup radiator mobil adalah overheating, yaitu suhu panas mesin berada di atas normal. Efeknya bisa langsung ke mesin, yang mana mesin mobil Sahabat akan terdengar aneh, kurang bertenaga, boros bahan bakar, bahkan mogok di tengah jalan.

Katup pada radiator mobil ada dua, yakni katup tekan dan katup vakum. Kedua katup inilah yang secara bergantian mengeluarkan dan mengisap sehingga air berputar dari tangki reservoir (tangki cadangan) ke radiator.

Nah, kedua katup pada tutup radiator mobil inilah yang kemungkinan besar mengalami kerusakan apabila tutup radiator mobil sering dibuka. Karena kerusakan itu, sirkulasi air kemudian menjadi tidak bagus. Yang lebih buruk lagi, lama kelamaan volume air radiator semakin berkurang karena tumpah keluar melalui tangki reservoir. Kekurangan jumlah air inilah yang kemudian memicu terjadinya overheating.

Kondisi overheat pada mobil terjadi saat temperatur mesin melebihi batas yang bisa ditoleransi. Ada banyak faktor penyebabnya, misalnya berkendara terlalu lama atau sistem pendinginan mobil yang sudah rusak dan yang lainnya. Saat jarum di indikator suhu sudah mendekati merah, memang sangat disarankan mobil berhenti buat pendinginan. Namun, buat penanganan, jangan sampai membuka penutup radiator ya Sahabat Garasi, sebab tidak ada gunanya. Saat mobil mengalami overheat, tekanan di dalam radiator sedang tinggi-tingginya. Bila penutup dibuka, maka tekanan itu mendorong cairan keluar dengan cepat dan sangat berpeluang membahayakan kamu. Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, Sahabat bisa melakukan ini.

Cara membuka tutup radiator mobil saat mesin panas

Perlu berhati-hati jika dengan terpaksa harus membuka tutup radiator mobil ketika mesin panas atau pun overheat karena tekanan tinggi didalam radiator akibat panas.

Cara membuka tutup radiator mobil saat mesin panas atau overheat prinsipnya sama dengan saat mesin dingin tetapi kita perlu menggunakan kain tebal dan cukup lebar untuk menghindari air panas menyembur dari radiator mobil.

  1. Taruh kain lap basah yang tebal dan lebar diatas tutup radiator
  2. Pastikan tangan dengan posisi aman dan enak bisa memutar tutup radiator dan menahan ketika tekanan air radiator mulai keluar
  3. Putar tutup radiator berlawanan arah jarum jam sedikit demi sedikit atau putar kurang dari 45 derajat.
  4. Dengarkan suara mendesis dari tutup radiator, kalau terdengar suara mendesis, pastikan tahan dengan kuat pada posisi tersebut hingga suara mendesis hilang.
  5. Jika suara mendesis sudah hilang, putar lagi tutup radiator pelan-pelan hinga dengan mudah tutup radiator terlepas.

Perlu dicatat ya Sahabat, jangan pernah menambahkan air radiator mobil saat mesin masih panas akibat habis air radiator, uap panas akan menyembur keluar begitu air dingin dimasukan ke radiator yang dalam kondisi mesin overheat. Lebih baik tunggu mesin dingin, jadi kamu cukup menepi dan matikan mesin untuk pendinginan ya Sahabat Garasi.

Jenis air radiator mobil

Untuk menjaga suhu mesin tetap stabil diperlukan sistem pendingin yang bekerja untuk membuang panas mesin yang dihasilkan dari proses pembakaran yang terjadi. Cairan pendingin atau coolant memegang peranan yang sangat penting dalam proses menjaga suhu kerja mesin karena dia menjadi media perantara pelepasan panas dari mesin. 

Dapat dibayangkan oleh Sahabat, kalau coolant di dalam radiator kurang, maka hal ini bisa mengakibatkan mesin overheat atau panas berlebihan yang tentunya untuk jaga panjang bisa menyebabkankomponen di dalam mesin menjadi rusak. Karena memiliki peranan yang sangat penting, setidaknya ada 4 jenis cairan pendingin yang biasa digunakan oleh para pemilik mobil.,Sahabat perlu mengetahui karakter dan keunggulan masing-masing jenis cairan serta kerugiannya apa saja.

Air biasa

Banyak pengendara hingga saat ini masih menggunakan air biasa, baik itu air keran atau air mineral sebagai cairan pendingin pada radiator. Air biasa memiliki titik didih yang rendah (sekitar 100 derajat celcius) sehingga memiliki kadar penguapan tinggi. Dalam kondisi yang ekstrem misalnya terjebak dalam kemacetan di siang hari air biasa akan kewalahan menjaga suhu mesin sehingga akan lebih cepat habis karena mengalami penguapan.

Air biasa karena memiliki banyak kandungan mineral dapat menimbulkan karat dan kerak dalam jangka waktu panjang. Dalam kasus ringan, permukaan pipa logam yang terkena karat akan tergerus dan menyumbat pipa di bagian yang kecil, seperti di tabung radiator. Dalam kasus yang lebih berat, karat yang terjadi akan menggerus permukaan pipa dan membuatnya menjadi bocor. Oleh karena itu penggunaan air biasa sangat tidak disarankan sebagai cairan radiator.

Radiator Coolant

Radiator coolant merupakan cairan yang diformulasi khusus untuk menyerap panas dan mencegah korosi atau karat pada material logam. Biasanya Radiator coolant memiliki kandungan utama berupa air tanpa mineral, zat anti-beku propylene glycol, dan pencegah karat. Kandungan propylene glycol membuat cairan radiator punya titik didih lebih tinggi, sekaligus titik beku lebih rendah ketimbang air biasa. Tingginya titik didih membuat radiator coolant terhindar dari penguapan kala bersentuhan dengan temperatur tinggi mesin kendaraan. Pendingin jenis ini memiliki titik didih sekitar 10 derajat celcius lebih tinggi dari air biasa.

Radiator Super Coolant

Berbeda dengan radiator coolant biasa, Radiator super Coolant ketika akan digunakan harus diencerkan terlebih dahulu menggunakan air bersih dengan perbandingan 50:50. Dengan perbandingan pengenceran yang sesuai, radiator super coolant akan memiliki titik didih yang tinggi, yakni bisa mencapai sebesar 130 derajat celcius. Karena memiliki titik didih yang tinggi, maka radiator super coolant akan lebih banyak menyerap panas dari mesin tanpa khawatir mengalami penguapan dan habis.

Antifreeze dan Coolant Protector

Jenis coolant yang terakhir hampir mirip dengan coolant sebelumnya yaitu radiator super coolant, yaitu ketika akan digunakan biasanya harus dicairkan terlebih dengan menggunakan air bersih. Namun, untuk menggunakannya Sahabat oto perlu menyesuaikan dengan iklim dimana mobil kita digunakan. Misalnya di iklim tropis, perbandingan yang bisa digunakan adalah 50:50.

Titik didih yang dimiliki oleh Antifreeze dan Coolant Protector tidak jauh berbeda dengan Radioator Super Coolant, namun dengan tambahan Antifreeze, cairan jenis ini cocok untuk digunakan di kondisi sub tropis karena tidak akan membeku ketika berada di suhu dingin yang ekstrem

Foto : Garasi.id

Ditulis oleh RIZKY YUNIHARTO
Terakhir diupdate: 31 Mar 2023 | 11:00 WIB
Bagikan

Kata kunci pencarian

airradiatormobilradiatormobilpendinginradiatoroverheatgarasiid
Copyright © 2024 PT. Digital Otomotif Indonesia.
All Rights Reserved
Member Of 
 Family