Memanaskan kendaraan mungkin sudah menjadi kebiasaan sebagian orang. Sering ada anggapan, memanaskan mesin selama beberapa saat akan menjaga performa mesin tetap prima. Tindakan ini sebenarnya memiliki dampak yang juga negatif. Kendaraan yang menggunakan busi biasa cenderung akan menghasilkan tumpukan karbon di bagian ujung elektroda. Endapan tersebut tak akan bisa dibersihkan dengan hanya memanaskan kendaraan. Dampaknya tarikan mobil berat dan pembakaran menjadi tak sempurna.
"Mobil kalau dipanasin doang, dia pasti tarikan mobil berat. Karena ada penumpukan karbon di situ. Jadi mobil atau motor itu baru bisa bersih businya ketika kecepatan 80 km/jam selama 30 menit. Itu akan membersihkan busi dengan sendirinya. Makanya mobil yang biasa dipakai touring lebih enak," Jelas Wahyu Anjas Noveri Marketing PT NGK Busi Indonesia, melansir laman otosia.com.
Kondisi jalan yang macet seperti di Jakarta juga ikut menjadi salah satu faktor tarikan mobil berat. Lantaran jarangnya mobil mencapai kecepatan 80 km/jam membuat tumpukan karbon tak bisa terbakar dan tarikan mobil berat.
"Di Jakarta juga begitu, kondisinya stop and go kondisi jalannya. Jadi otomatis dia akan numpuk karbon," jelas Noveri.
Nah bila tarikan mobil berat begitu, biasanya mobil tidak bertenaga. Dan alasan mobil menjadi tidak bertenaga ada beberapa faktor penyebabnya.
5 faktor penyebab tarikan mobil berat
Beberapa dari kalian pasti pernah mengalami tarikan mobil berat dan mobil tidak bertenaga. Sebenarnya penyebab tarikan mobil berat dan mobil tidak bertenaga itu karena tekanan kompresi pada mobil kamu sudah melemah, dan sebenarnya apa sih tekanan kompresi itu? Tekanan kompresi itu sangat berpengaruh pada performa sebuah mobil khusunya tarikan mobil berat atau tidak, karena tekanan udara di dalam ruang bakar ini akan membuat bensin semakin mudah terbakar. Sehingga kalau ada masalah tekanan kompresi rendah pada mobil, maka bensin akan sulit terbakar. Walaupun terjadi pembakaran, tidak akan berlangsung maksimal sehingga akan mempengaruhi tarikan mobil berat dan tenaga yang dihasilkan.
Ciri-ciri mobil dengan tekanan kompresi lemah dan membuat tarikan mobil berat kurang lebih seperti ini. Yang pertama adalah mobil susah dihidupkan di pagi hari, power atau tenaga mesin berkurang, beberapa mobil mengeluarkan asap putih dari knalpot, oli mesin sering habis dan yang terakhir suara mesin cenderung kasar
Apa penyebab utama yang mengakibatkan tekanan kompresi mobil lemah dan membuat tarikan mobil berat? Secara umum, tekanan kompresi yang lemah dan membuat tarikan mobil berat itu disebabkan karena adanya kebocoran kompresi. Kebocoran kompresi terjadi karena ada celah atau kerenggangan pada ruang bakar menuju luar sehingga bisa membuat tarikan mobil berat. Pada mesin normal, celah ini tidak boleh namun seiring berjalannya waktu ketahanan komponen mesin akan melemah sehingga bisa timbul suatu celah pada ruang bakar. Komponen apa saja yang rentan sehingga membuat kompresi mesin melemah?
Ring piston
Salah satu pemicu tarikan mobil berat adalah keausan ring piston, hal tersebut terjadi karena bagian luar ring piston akan terus bergesekan dengan dinding silinder saat mesin dihidupkan. Karena gesekan yang secara terus menerus terjadi, akibatnya akan menimbulkan friksi yang sangat kecil.
Namun friksi yang kecil ini lama kelamaan akan menjadi besar dan efeknya baru terasa dalam waktu 5 tahun atau lebih. Oleh sebab itu, meski Sahabat merasa sudah merawat mobil dengan maksimal dalam waktu 5 tahun atau lebih mesin akan tetap mengalami tekanan kompresi rendah.
Blok silinder
Faktor lain yang membuat tarikan mobil berat dan mesin tidak bertenaga, Selain dari ring piston, blok silinder yang menjadi jalur pergerakan ring piston juga akan mengalami keausan seiring berjalannya waktu. Umumnya, kekuatan blok silinder ini lebih kuat dibandingkan ring piston tapi tidak menutup kemungkinan keausan blok silinder akan terjadi lebih cepat dari yang dibayangkan karena beberapa alasan.
Salah satunya faktor oli mesin, ini terjadi khususnya pada mesin diesel kalau penggantian oli telat bahkan walaupun oli yang kamu masukan itu salah (tidak sesuai dengan kebutuhan mesin), maka keausan blok silinder dan ring piston akan terjadi dalam kurun waktu 3 tahun setelah pembelian mobil. Mengapa begitu cepat? Karena pada dasarnya oli mesin yang akan mencegah timbulnya friksi antara ring piston dan blok silinder. Kalau olinya kurang kinerjanya, maka keausan kedua komponen ini juga akan lebih cepat terjadi.
Klep atau Katup
Katup atau klep berfungsi sebagai pintu masuk material (udara dan bensin) dari intake, dan sebagai pintu keluar gas buang dari mesin ke knalpot. Hal ini bisa membuat tarikan mobil berat dan mesin tidak bertenaga. Saat ini, mesin mobil banyak yang menerapkan sistem double katup (DOHC) yang artinya dalam satu silinder terdapat dua buah katup intake dan dua buah katup exhaust. Sistem DOHC ini akan semakin memperlancar pemasukan dan pengeluaran material terhadap mesin, namun kalau ada penyetelan celah katup yang kurang tepat justru akan menurunkan tekanan kompresi mesin.
Apa sebabnya? Karena saat terjadi pemuaian (akibat peningkatan suhu mesin) batang katup akan memanjang, kalau celahnya lebar maka pemuaian batang katup ini tidak berefek apapun. Namun kalau celah sebelum memuai sudah sempit, saat memuai batang katup akan menyentuh rocker arm dan terdorong. Sehingga katup sedikit terbuka meski saat itu rocker arm tidak menekan katup. Ini akan membuat kompresi balik ke arah karbu atau intake manifold. Sehingga akan terdengar bunyi desisan saat mesin dihidupkan.
Packing/gasket kepala silinder
Packing atau gasket kepala silinder berfungsi merapatkan komponen blok silinder dengan head cylinder yang sama-sama berbahan logam. Tanpa gasket, maka akan terjadi kebocoran kompresi pada sambungan ini karena dua-duanya sama-sama berbahan logam sehingga sama-sama keras.
Seal busi
Salah satu cara menghindari tarikan mobil berat ialah seal busi yang akan diganti dalam setiap penggantian busi, seal ini sudah sepaket dengan busi (menempel di ulir busi) jadi kalau kamu mengganti busi mobil maka seal busi otomatis akan terganti. Namun bagaimana kalau kita mengganti busi dengan busi lain (tidak sesuai rekomendasi) yang belum tentu pas saat dipasang.
Jika Sahabat merasakan ciri-ciri diatas ada pada mobil kamu, segera bawa ke bengkel mobil (kalau bisa bengkel resmi yang memiliki alat lengkap). Di bengkel, mekanik akan melakukan pengetesan kompresi mesin menggunakan alat compression tester untuk memastikan kompresi mobil Sahabat benar-benar dibawah standar.
Namun untuk menghindari hal diatas, Sahabat bisa menyiasati tarikan mobil berat dengan sesekali dipakai ngebut agar terhindar dari tarikan mobil berat dan juga mobil tidak bertenaga. Tujuan mobil dipakai ngebut sesekali dengan kecepatan 80 km/jam selama 30 menit itu untuk menghindari mobil agar tidak memiliki tarikan mobil berat. Dengan cara tersebut, itu akan membersihkan busi dengan sendirinya, sehingga tarikan mobil berat dan mesin tidak bertenaga itu akan terhindar.
Mobil dipakai ngebut sesekali
Untuk mencegah tarikan mobil berat, memacu kendaraan dalam kecepatan tinggi dinilai perlu sesekali digunakan para pemilik mobil. Tujuannya menghilangkan endapan karbon yang menumpuk di ruang pembakaran yang membuat tarikan mobil berat.
Dealer Techical Support Toyota Astra Motor (TAM) Didi Ahadi menilai penumpukan endapan karbon bisa terjadi pada mobil yang terus menerus dipakai pelan bisa membuat tarikan mobil berat. Contohnya seperti pengguna mobil di Jakarta.
"Dengan kondisi jalan di Jakarta yang macet dan mobil hanya dijalankan pada rpm rendah dapat menyebabkan penumpukan karbon di ruang pembakaran mesin yang membuat tarikan mobil berat," kata Didi melansir dari laman Kompas.com, beberapa waktu lalu.
Menurut Didi, masalah yang bisa muncul dari penumpukan endapan karbon adalah mesin brebet atau tarikan mobil berat. Bila permasalahan tarikan mobil berat tak kunjung diatasi, pemilik bisa mengeluarkan biaya mahal untuk tune-up mesin.
Untuk itu, Didi menyarankan pemilik mobil untuk sesekali memacu kendaraannya dalam kecepatan tinggi guna menghindari tarikan mobil berat. Tentu mengacu pada kecepatan maksimal peraturan lalu lintas dan sebaiknya dilakukan di jalan tol. Ngebut di jalan tol untuk meghindari tarikan mobil berat, kendaraan dapat dipacu pada kecepatan maksimal 100 kpj.
"Tidak perlu tune-up berbiaya mahal. Cukup sekali-kali diajak ngebut untuk menghilangkan dan membakar karbon yang menumpuk," ujar Didi.
Nah buat Sahabat Garasi, yang mulai merasa tarikan mobil berat, boleh banget nih sesekali geber mobil kesayangan di jalan tol untuk kabaikan si mesin. Tapi awas jangan kebablasan ya Sahabat, tetap ingat Safety riding.
Foto : Garasi.id