Pada tanggal 12 Desember 2019 adalah hari yang bersejarah di Indonesia. Pasalnya, komunitas mobil listrik pertama dengan nama Tesla Club Indonesia (TCI) secara resmi berdiri. Ahmad Sahroni terpilih sebagai presiden Tesla Club Indonesia periode 2019-2020 bersama dengan Ketua MPR Republik Indonesia Bambang Soesatyo sebagai executive Advisor Tesla Club Indonesia dan Rudy Salim sebagai Executive Director Tesla Club Indonesia.
Indonesia, sebagai pasar otomotif roda empat terbesar di wilayah Asia Tenggara nampaknya sudah mengikuti tren global mobil listrik. Beberapa regulasi mengenai mobil listrik memang sudah mulai digodok dari beberapa tahun kemarin untuk memuluskan peta industri mobil listrik ini kedepannya. Namun, dilihat dari harga dan regulasi yang belum menemukan titik cerahnya, masyarakat masih memilih untuk membeli mobil bekas untuk dijadikan alat transportasinya sehari-hari.
Mobil listrik tidak semuanya bekerja dengan cara yang sama lho Sahabat. Ada yang berjenis plug-in hybrids, jenis ini menawarkan tenaga dari mesin bensin atau diesel dan motor listrik. Motor listrik dalam plug-in hybrids ditenagai oleh baterai yang dapat diisi ulang dengan cara menghubungkannya. Adapun mobil listrik yang tidak menggunakan bahan bakar cair sama sekali. Dengan begitu, otomatis tenaganya bergantung secara penuh terhadap listrik. Jenis ini bernama battery electric vehicle.
Memang, secara jumlah mobil dengan teknologi hybrid, plug-in hybrid dan mobil listrik (EV) belum banyak beredar, termasuk di Indonesia. Sehingga masih banyak konsumen yang belum mengetahui apa yang menjadi pembeda dari ketiga jenis mobil itu.Mengenai mobil ramah lingkungan, di Indonesia terdapat 3 opsi yang bisa dipilih yakni hybrid, Plug-in Hybrid (PHEV), dan Electric Vehicle (EV) alias mobil listrik. Apa sih yang menjadi perbedaan mobil hybrid, Plug-in Hybrid, dan Electric Vehicle?
Mobil Hybrid
Mobil listrik berteknologi hybrid masih menggunakan mesin motor bakar berbahan bakar bensin seperti mobil biasa sebagai sumber tenaga. Mesin ini bekerja sama dengan motor listrik dan seperangkat baterai. Fungsi motor listrik ini untuk menjalankan mobil (tanpa mesin) hingga energi di baterai perlu diisi ulang, atau menambah kemampuan akselerasi (bersama mesin). Sehingga mobil hybrid dapat menghemat konsumsi bahan bakar ketika mobil melaju hanya dengan motor listrik.
Untuk energi baterai mobil hybrid bisa diisi dengan beberapa cara. Pengisian dilakukan ketika mobil berakselerasi, deselerasi atau mengerem. Umumnya, mobil hybrid dilengkapi layar monitor di dasbor untuk memantau pengisian baterai. Contoh mobilnya adalah BMW i-series.
Mobil Plug-in Hybrid
Mobil listrik dengan teknologi plug-in hybrid lebih canggih dibanding hybrid. Dengan kata lain, mobil plug-in hybrid adalah pengembangan dari hybrid. Tenaga dari motor listrik bisa disalurkan tanpa perlu menunggu energi yang dihasilkan dari putaran mesin bahan bakar seperti pada mobil hybrid. Energi pada baterai yang memiliki kapasitas lebih besar itu, bisa diperoleh dengan mengkoneksikan ke sumber listrik untuk pengisian baterai.
Ada dua macam teknologi pada mobil plug-in hybrid yang digunakan. Plug-in hybrid electric vehicle (PHEV) mengandalkan motor elektrik dan mesin bahan bakar sesuai keinginan pengemudi. Tapi motor elektrik berfungsi ketika mobil melaju dalam kecepatan lambat. Sedangkan Extended range electric vehicles, mengandalkan motor elektrik sebagai penggerak mobil. Sementara motor bakar akan aktif dan berfungsi ketika baterai perlu pengisian energi. Tapi karena teknologi ini lebih canggih, mobil plug-in hybrid memiliki harga yang juga lebih tinggi dibanding mobil hybrid pada kategori yang sama. Contoh mobil plug-in hybrid yang ada di Indonesia adalah Mitsubishi Outlander PHEV.
Mobil listrik (Electric Vehicle)
Berbeda dengan dua jenis mobil sebelumnya, mobil listrik (EV) tidak menghasilkan emisi gas buang karena tidak menggunakan motor bakar. Mobil ini mengandalkan motor listrik serta baterai untuk menjalankan mobil. Namun, jarak tempuh mobil listrik ini terbatas dan diperlukan pengisian daya baterai, seperti di rumah atau stasiun pengisian listrik.
Mayoritas mobil listrik dapat menempuh 160 – 200 kilometer dari kondisi baterai penuh. Tapi ada juga yang dapat menempuh hingga 500 km. Ketika daya di baterai sudah habis, mobil bisa langsung berhenti. Semakin tinggi kecepatan rata-rata, makin banyak penggunaan perangkat elektronik seperti AC dan sistem audio, maka daya di baterai pun makin cepat habis dan mengurangi jarak tempuhnya.
Sebagai mobil tanpa emisi, mobil listrik memang ramah lingkungan. Tapi mobil dengan teknologi ini masih mahal di pasar jika dibanding mobil bermesin konvensional, hybrid, dan plug-in hybrid. Contoh mobil listrik yang sudah mendarat di Indonesia adalah Tesla Model X, Tesla Model S, Tesla Model 3. Nah gimana Sahabat Garasi, sudah paham kan sekarang apa perbedaan mobil listrik, mobil hybrid, dan mobil plug-in Hybrid (PHEV).
Foto: Garasi.id