Salah satu topik yang kerap diperdebatkan para pengendara mobil ialah posisi roda penggerak. Ada yang beranggapan bahwa mobil dengan roda penggerak depan (FWD/ front wheel drive) lebih baik. Tapi, tak jarang pula yang lebih menyukai roda penggerak belakang (RWD/ Rear wheel drive) pada mobil 2WD.
Baik mobil roda penggerak FWD maupun RWD, memiliki tujuannya masing-masing. Memang, sistem roda penggerak RWD dibuat lebih awal daripada FWD, tapi keduanya tetap hadir dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Simak penjelasan Motor1.com yang dilansir dari laman Otosia.
1. Rear Wheel Drive (RWD)
Meski diciptakan lebih awal, sistem roda penggerak RWD kini lebih banyak terpasang pada mobil mewah dan sports car. Sistem ini menawarkan handling yang lebih baik ketimbang sistem roda penggerak FWD, sehingga pengendara bisa menikung dengan lebih nyaman.
Sistem roda penggerak RWD juga memiliki daya tahan yang lebih baik daripada FWD. Selain itu, performa yang dihasilkan tetap baik meski dipasangkan dengan mesin berkapasitas besar. Penggunaannya juga bisa membuat mobil bermesin kecil mampu mengangkat beban yang berat seperti halnya mobil roda penggerak Avanza. Kamu juga bisa membaca 10 Tips Cara Mengemudi Mobil yang Baik dan Benar
Sayangnya, mobil berpenggerak roda belakang lebih mudah tergelincir ketika menikung. Hal inilah yang membuatnya lebih dipilih oleh 'drifter'. Akhirnya, akselerasi pada tarikan awal sedikit berkurang.
2. Front Wheel Drive (FWD)
Mobil dengan sistem FWD mampu membuat mobil berakselerasi dengan lebih baik. Pasalnya, mesin akan menarik beban, bukan mendorong seperti pada RWD. Roda pun tak lebih mudah selip ketika berakselerasi.
Kelebihan lainnya ialah mobil jadi memiliki radius putar yang lebih lebar dibanding roda penggerak RWD. Hal ini menyebabkan mobil FWD mampu menikung dengan lebih cepat dan tajam. Selain itu, harga pembuatannya terbilang lebih murah ketimbang mobil roda penggerak RWD.
sayangnya, beban yang diangkat tidak bisa terlalu berat. Selain itu, perawatannya harus lebih daripada mobil RWD. Tak hanya itu, suspensi penopangnya harus lebih baik sehingga harganya menjadi mahal.
Nah jadi gimana Sahabat, kamu sekarang jadi tau kan kekurangan dan kelebihan dari FWD dan RWD. Tidak sampai disitu, berbicara roda penggerak mobil Sahabat juga harus paham soal 4WD dan AWD mobil.
Beda Roda Penggerak 4WD Dan AWD
Mobil dengan penggerak empat roda tengah digemari masyarakat tanah air dalam beberapa tahun belakangan. Pasalnya, tak hanya mobil off road, tak sedikit SUV juga telah mengadopsi sistem tersebut.
Bahkan, sport car dan sedan mewah juga telah dibekali dengan sistem penggerak empat roda. Ternyata, ada dua jenis yang diproduksi oleh pabrikan, yakni roda penggerak 4WD dan all-wheel drive (AWD).
Lantas apa bedanya? Tak hanya istilah, cara kerjanya pun tak sama.
Sistem penggerak 4WD mobil menggunakan diferesial tengah atau transfer case. Part tersebut berfungsi untuk membagi traksi pada roda depan dan belakang.
Biasanya, mobil yang mengusung sistem yang juga disebut 4X4 ini bisa mengubahnya menjadi 4X2 atau hanya dua roda. Gampangnya, pada roda penggeak 4WD, mesin hanya menggerakkan dua roda dan kemudian disalurkan kepada roda sisanya.
Pembagian pada keempatnya pun merata sehingga masing-masing memiliki kecepatan putaran yang sama. Beberapa mobil yang menganut sistem ini ialah Toyota Land Cruiser, Range Rover, dan Jeep Cherokee.
Berbeda dengan roda penggerak 4WD, roda penggerak AWD tidak bisa diubah menjadi sistem 4X2. Pasalnya, tenaga dari mesin langsung disalurkan untuk menggerakkan keempat roda.
Canggihnya lagi, pada beberapa mobil, pembagian tenaga pada masing-masing roda bisa berbeda. Teknologi tersebut memudahkan pengemudi ketika harus berbelok dengan kecepatan tinggi.
Hal itu membuat sistem roda penggerak AWD juga diterapkan pada beberapa super car dan luxury sedan, seperti Lamborghini Aventador, Nissan Skyline GTR R35, dan Bentley Mulsane.
Nah bila dirasa Sahabat sudah paham soal mobil dengan roda penggerak depan dan belakang atau mobil roda penggerak depan belakang, ada baiknya mulai sekarang Sahabat tidak sembarangan mengangkut mobil mogok tanpa memikirkan roda penggerak kendaraanmu.
Dampak Derek Mobil Tanpa Tau Roda Penggerak
Tanpa peringatan sebelumnya, mobil bisa saja mogok di jalan. Jika solusinya adalah derek, hati-hati soal bagian mana yang diderek ke atas oleh mobil derek. Bila salah, bisa merusak komponen transmisi.
Pada mobil bertransmisi manual bebas saja mau roda bagian mana yang dikerek asal posisi transmisi netral. Tapi untuk matik, ada berbagai hal yang perlu dipahami.
Paling penting, mengetahui bagian roda mana yang digerakan mesin. Bila mobil roda penggerak belakang, maka roda itulah yang dikerek. Sedangkan dua roda di depan menyentuh aspal.
Pada mobil roda penggerak depan berlaku sebaliknya. Intinya jangan sampai roda penggerak yang menyentuh aspal saat diderek.
Richy Unsulangi, Product Expert Mercedes-Benz Distribution Indonesia (MBDI) menjelaskan, pada mobil matik roda penggerak berhubungan langsung ke transmisi via kopel. Bila roda penggerak diputar paksa (bukan oleh mesin) maka membuat kopel juga ikut bergerak. Gerakan itu bisa berbahaya karena saat mesin mati, oli transmisi tidak bersikulasi.
"Kalau begitu bisa merusak komponen yang ada di transmisi, sekalipun gigi dalam posisi netral," ucap Richy, melansir laman Kompas.com.
Menurut Richy bila saat menderek kondisinya harus menggerakan roda penggerak, maka solusinya bisa menggunakan papan beroda. Bila opsi itu tidak bisa dilakukan sebaiknya menggunakan mobil derek.
Berikut 3 model mobil derek
Menderek mobil mogok tidak bisa sembarangan, ada 3 cara menderek mobil yang benar. Yaitu derek mobil model gendong, derek mobil model tarik dengan alat, dan terakhir adalah derek mobil dengan tali. Dari ketiga model derek mobil mogok tersebut, terdapat kelebihan dan kekurangan masing-masing, berikut penjelasannya.
1. Derek Mobil Gendong (Paling Aman)
Cara pertama untuk derek mobil yang mogok ke bengkel terdekat adalah dengan derek model gendong. Disebut dengan derek mobil model gendong karena mobil yang mogok seluruhnya akan diletakkan dan diikat pada bagian belakang mobil derek yang memang khusus dibuat agar sebuah mobil bisa diletakan pada bagian tersebut.
Menarik mobil yang mogok dengan model gendong ini merupakan opsi dan pilihan derek mobil yang paling aman untuk digunakan dari seluruh jenis derek mobil yang ada. Pada derek model gendong ini, mobil diletakan pada bak belakang mobil derek yang sudah didesain khusus untuk membawa mobil mogok.
Pada posisi diatas, mobil akan diam sehingga tidak ada komponen mobil lainnya yang harus bekerja dan berputar dengan terpaksa seperti halnya roda penggerak. Hal ini kan sangat berbeda jika mobil diderek dengan menggunakan cara ditarik.
2. Derek Mobil Model Tarik Dengan Alat (Kurang Aman)
Cara derek mobil berikutnya adalah derek mobil model tarik dengan alat. Ada dua jenis alat pada model derek mobil seperti ini yaitu menggunakan wheel dolly (trolly beroda) atau menggunakan crane model gantung.
Derek mobil model tarik dengan alat ini memiliki keamanan yang bisa dibilang kurang aman terlebih pada model tarik yang hanya mengangkat sebagian ban. Terlebih lagi jika petugas yang menderek tidak memperhatikan jenis roda penggerak mobil dan model yang digunakan saat akan menderek mobil.
Untuk menarik mobil roda penggerak depan dengan derek model ini tentunya berbeda dengan cara menarik mobil roda penggerak belakang. Belum lagi jika jenis transmisi yang digunakan adalah transmisi otomatis.
Oleh karena itu, saat menderek mobil dengan derek model seperti ini, selalu perhatikan dengan benar posisi dan aturan-aturan yang tertera pada buku panduan pemilik kendaraan.
3. Derek Mobil Model Tarik Dengan Tali (Tidak Dianjurkan)
Cara derek mobil model terakhir adalah derek mobil tarik dengan tali (Towing Rope). Derek mobil model ini adalah dengan mengikatkan mobil yang mogok pada sebuah tali untuk ditarik dengan mobil lain.
Model tarik seperti ini kerap digunakan ketika kondisi sangat terpaksa. Derek mobil model tarik dengan tali ini sangat tidak dianjurkan, terlebih jika dilakukan dengan orang yang kurang berpengalaman karena dampaknya adalah roda penggerak rusak.
Ya, pasalnya, derek mobil model ini memiliki banyak kekurangan yang bisa berakibat fatal bagi mobil yang diderek. Berikut adalah beberapa contoh kerugian yang bisa ditimbulkan akibat menderek mobil dengan derek tali.
- Jika mobil yang diderek bertransmisi otomatis, transmisi otomatisnya bisa jebol karena mesin mati dan transmisi minim pelumasan.
- Ada jarak tempuh maksimal dan kecepatan maksimal yang boleh dilakukan saat menarik mobil seperti ini, melebihi batasan bisa berakibat merusak komponen mobil lainnya.
- Pengereman menjadi lebih berat dan keras sehingga bisa berbahaya karena booster rem tidak bekerja akibat mesin mobil mati.
Oleh karenanya, untuk menarik mobil mogok ke bengkel terdekat sangat dianjurkan untuk menggunakan derek mobil model gendong. Menarik mobil dengan tali bisa saja dilakukan jika memang kondisinya sangat terpaksa dan tidak ada alternatif lainnya.
Foto : Garasi.id