Mobil bertransmisi otomatis di Indonesia terbagi dua, konvensional dan transmisi Continous Variable Transmission atau disingkat CVT. Meski sudah cukup banyak populasinya, ternyata sampai saat ini masih banyak pemilik mobil yang bingung membedakan antara transmisi otomatis konvensional dengan CVT.
Bicara teknologi, sejatinya CVT dengan sabuk baju lebih modern dibandingkan matik konvensional yang kerap disingkat menjadi AT. Tetapi, transmisi AT masih tetap menjadi andalan pada sejumlah mobil baru. Satu hal yang perlu diingat, walau sama-sama otomatis dan tak perlu injak pedal kopling, namun secara teknologi keduanya sangat berbeda.
Perbedaan paling mendasar menurut Kepala Bengkel Auto2000 Yos Sudarso Suparman adalah dari cara kerjanya. Transmisi otomatis versi konvensional sistem perpindahan gigi menggunakan planetary gear set. Sementara untuk transmisi CVT, proses perpindahan tersebut dihasilkan dari perubahan diameter sepasang puli atau dikenal dengan drive dan driven pulley yang mengikuti putaran mesin mobil.
"Sistem kerja transmisi CVT sudah menggunakan puli yang dihubungkan oleh belt atau sabuk baja. Dampaknya, kerja CVT lebih senyap dan tiap perpindahan gigi yang dihasilkan lebih halus atau bisa dibilang minim hentakan," ujar Suparman seperti melansir detikcom dalam situs Auto2000, Sabtu (16/3/2019).
Tiap puli pada transmisi CVT bekerja dengan didorong oleh sistem pompa fluida, kondisi tersebut membuat beban kerja mesin jauh lebih ringan. Karena kelebihan tersebut, transmisi CVT pun diklaim punya sensasi perpindahan level kecepatan yang lebih smooth dan nyaman.
Untuk transmisi otomatis konvensional sistematikanya menggunakan torque converter yang berguna sebagai pengganti perangkat kopling pada transmisi manual.
Torque converter bekerja dengan memanfaatkan tekanan oli dari valve body yang menggerakkan input shaft dari transmisi otomatis yang berguna untuk menggerakkan mobil.
Menurut Suparman, biasanya mobil yang menggunakan transmisi matik konvensional Toyota memiliki sistem empat percepatan atau 4-speed. Pilihan percepatannya terdiri dari gigi 1, 2, 3, 4, dan gigi mundur.
Sementara untuk CVT, seiring dengan kemajuan teknologi ikut mengalami perkembangan. Bila dulu penerapannya tak berbeda jauh seperti transmisi matik konvensional, kini sudah banyak dikembangkan.
Seperti pengoperasian dua mode, yakni otomatis dan manual, sampai disematkan fitur paddle shift yang memberikan pengendara sensasi memindahkan transmisi hanya dengan sentuhan jari.
CVT sendiri bukan teknologi baru bagi deretan produk Toyota, transmisi jenis ini sudah diterapkan para New Yaris. Bahkan sudah lengkap dengan fitur paddle shift yang siap memberikan sensasi baru bagi pengendaranya. "Memang secara teknologi, CVT lebih advance dibandingkan otomatis konvensional," jelas Suparman.
"Dari sisi kenyamanan, CVT menawarkan kehalusan, sedangkan untuk matik biasa masih terasa hentakan, tapi dari sisi konsumsi bahan bakar tidak ada bedanya" ujarnya.
Pereli Rifat Sungkar menambahkan transmisi otomatis konvensional adalah direct replacement dari transmisi manual, yang ada perubahan transmisinya bahkan hingga 8 kecepatan. Sedangkan transmisi CVT, sistem kerjanya persis seperti scooter. CVT memproporsikan RPM terbaik dengan kecepatan yang kita mau. "Selain itu, dengan menggunakan transmisi otomatis CVT, membutuhkan sikap dan pengetahuan yang baru dari pengemudi," ungkap Rifat.
Dengan menggunakan transmisi otomatis CVT, pengemudi diimbau untuk tidak menginjak pedal gas terlalu dalam, karena karakternya persis seperti scooter yang jika kita pancing RPM mobil akan naik lebih dulu daripada kecepatan yang kita inginkan. Dengan kata lain, terdapat jarak antara menginjak pedal gas hingga mendapatkan tenaga mobil.
"Awalnya, teknologi CVT diterapkan pada mobil sedan, namun saat ini beberapa mobil berjenis SUV sudah menggunakannya. Sebenarnya, untuk perasaan mengemudi, baik transmisi otomatis konvensional maupun CVT sama-sama dibuat untuk kenyamanan mengemudi," lanjut Rifat.
Para pengemudi memang telah lebih dulu kenal dengan transmisi otomatis konvensional karena perpindahan gigi lebih terasa. Di sisi lain, banyak pihak yang mengklaim jika CVT menambah kenyamanan mengemudi.
"Jadi saya bisa bilang, tidak ada jawaban yang pasti mana transmisi yang lebih baik, semua hanya preferensi pengemudi lebih menyukai yang mana. Pada transmisi otomatis konvensional, banyak pabrikan yang sudah memperbarui teknologi. Semakin banyak gigi, semakin sedikit penurunan RPM di setiap perubahan gigi tersebut. Jadi setiap mobil tenaganya lebih terjaga. Secara general, ini semua hanya pilihan. Dan secara perawatan, keduanya juga sama-sama perlu diperhatikan," pungkas Rifat.
Foto : Garasi.id