Sistem rem mobil

Jenis Teknologi Sistem Rem Mobil dan Ciri Rem Mobil yang Berbahaya

25 Apr 2021 | 20:01 WIB

Fitur keamanan kendaraan yang disematkan pada sistem pengereman ternyata bukan hanya ABS (Anti-lock Braking System) yang kerap didengar. Namun masih ada beberapa lagi, seperti yang sudah mulai banyak digunakan, seperti Brake Assist (BA) dan Electronic Brake Force Distribution (EBD). Nah apa saja bedanya? Yuk simak di bawah ini.

Sistem rem mobil ABS

Sistem rem mobil ABS adalah sistem teknologi pengereman yang pertama kali diaplikasikan untuk pesawat terbang, agar tidak tergelincir ketika mendarat, karena kondisi jalan yang tidak selalu sama. Baru kemudian disematkan pada kendaraan roda empat dan roda dua. Sederhananya, ABS sendiri berfungsi untuk membuat roda tidak terkunci ketika pengemudi melakukan pengereman terlalu dalam (force brake). Membuat roda tidak bisa dikontrol dan digerakkan ke kiri maupun ke kanan, sehingga sulit menghindari objek tabrak. 

Sistem Rem Mobil Brake Assist (BA) / EBA

BA merupakan singkatan dari "Brake Assistance" sedangkan EBA adalah "Emergency Brake Assistance", yang secara bahasa keduanya berarti bantuan dalam sistem pengereman mobil. BA dan EBA bukanlah fitur yang terpisah, melainkan dua istilah untuk satu fitur yang sama.

Fitur BA/EBA berfungsi meningkatkan tekanan rem dalam kondisi darurat. Fitur Brake  Assist ini dibuat karena menurut hasil penelitian, banyak kecelakaan dan tabrakan terjadi karena pengemudi menginjak rem kurang dalam pada kondisi darurat. Misalnya karena panik sedangkan jarak dengan objek tabrakan terlalu dekat.

Cara kerja BA/EBA dengan sensor yang memonitor kecepatan roda dan kekuatan injakan rem oleh pengemudi saat pengereman mendadak. Komputer secara otomatis memerintahkan penambahan tekanan kanvas rem jika pengemudi menginjak rem tidak terlalu kuat pada kondisi panic braking. Sebagai hasilnya, fitur ini mengurangi jarak henti hingga 20% jika dibandingkan pengereman tanpa fitur ini.

Pada mobil-mobil yang canggih di zaman sekarang, fitur BA/EBA dikombinasikan dengan ABS/EBD dan bahkan sudah ada fitur Auto Braking System yang menggunakan sensor untuk mendeteksi objek di depan mobil, sehingga secara otomatis mobil akan mengurangi kecepatan untuk menjaga jarak aman dengan mobil di depan dan menghentikan mobil jika akan menabrak walau pengemudi tidak menginjak rem.

Sistem Rem Mobil EBD

EBD merupakan singkatan dari Electronic Braking Distribution, yang dalam bahasa Indonesia berarti fitur pengaturan distribusi tekanan rem secara elektronik. Fitur EBD ini berfungsi mengatur tekanan rem sesuai beban dan kecepatan masing-masing roda, sehingga secara keseluruhan pengereman dapat dilakukan sesuai kebutuhan. Atau dengan kata lain, merupakan fitur penyeimbang tekanan rem pada masing-masing roda.

Fitur EBD dibuat sebagai pendukung fitur ABS, karena dalam perkembangan teknologi pengereman, fitur ABS ternyata dianggap belum mencukupi kondisi ideal, sehingga para pakar otomotif dunia mengembangkan fitur EBD untuk memperpendek jarak pengereman sampai mobil benar-benar berhenti.

EBD memfungsikan sensor yang memonitor beban pada setiap roda, cara kerjanya, jika pengemudi menginjak pedal rem, maka sensor membaca beban yang dipikul setiap roda, kemudian komputer memerintahkan kanvas rem untuk menekan piringan rem atau tromol sesuai beban masing-masing roda sehingga pengereman menjadi seimbang.

Sebagai hasilnya jarak pengereman menjadi lebih pendek dan lebih efektif. Mekanisme kerja EBD tersebut diperlukan saat mobil melalui lintasan yang tidak rata, menanjak, menurun atau dalam kondisi menikung, karena beban masing-masing roda akan berbeda-beda.



Periksa kondisi rem mobil bekas

Ketika Sahabat membeli mobil bekas, penampakan yang masih bagus tidak menjamin kualitas komponen yang ada di mobil masih bagus. Pemeriksaan secara menyeluruh tetap harus dilakukan untuk memastikan kondisinya bagus atau tidak. Salah satu bagian yang vital dan wajib dicek adalah komponen rem mobil bekas tersebut. Nah, berikut beberapa gejala yang mengindikasikan komponen rem mobil harus dilakukan pengecekan.

Rem mobil keras

Kualitas rem mobil yang masih baik sebenarnya dapat Sahabat rasakan ketika menginjaknya. Apabila pedal rem terasa keras saat diinjak, berarti ada kerusakan yang terjadi pada booster rem. Bagian ini sendiri berfungsi untuk membantu master rem untuk memompa minyak rem.

Bila bagian tersebut rusak, otomatis jumlah minyak rem mobil yang dipompa pun semakin menipis. Bila tidak segera ditangani, sistem rem yang terdiri dari berbagai komponen logam dapat aus dan cepat panas. akibat paling fatal yang dapat terjadi adalah rem blong.

Rem mobil bergetar

Saat melakukan test drive, cobalah berkendara pada kecepatan 80-100 km/jam. Bila pedal rem mobil bergetar saat pengereman jadikan catatan untuk didiskusikan dengan sang penjual. Bisa jadi hal tersebut muncul karena piringan cakram yang sudah tipis atau bergelombang.

Periksa bagian cakram rem mobil apakah ketebalannya masih berada di pada level ketebalan yang aman atau tidak. Bila ya, cakram dapat diperbaiki dengan cara pembubutan. Bila cakram sudah terlampau tipis, lebih baik lakukan penggantian.

Rem mobil tidak pakem

Rem mobil yang tak pakem saat diinjak dapat disebabkan oleh dua hal yaitu kondisi master rem serta kampas rem yang sudah rusak. Seperti yang sudah disebutkan di atas, distribusi oli yang tak lagi maksimal oleh master rem dapat mempengaruhi kinerja sistem rem. Sementara itu, menipisnya kampas pun dapat membuat bagian rem tak lagi pakem.

Rem mobil terlalu dalam saat diinjak

Apabila pedal rem mobil bekas terasa "jeblos" atau masuk terlalu dalam saat diinjak, jangan dibiarkan begitu saja! Hal tersebut adalah salah satu indikasi rusaknya sistem rem, tepatnya pada bagian master rem.

Rem mobil dengan kondisi seperti itu akan kembali normal bila master rem diganti. Tidak disarankan untuk mengganti bagian seal maupun dinding silinder master rem saja. Agar fungsi rem tidak mudah rusak kembali, sebaiknya penggantian master rem dilakukan secara menyeluruh.

Rem mobil berdecit

Indikasi kerusakan rem mobil bekas yang paling mudah diketahui adalah dari munculnya bunyi decitan saat pengereman dilakukan. Beberapa kerusakan yang terjadi bila hal ini terjadi antara lain piringan cakram yang bergelombang dan juga kampas serta cakram yang permukaannya halus. Segera lakukan perbaikan atu melakukan inspeksi di bagian tersebut untuk mengetahui komponen mana yang perlu diganti.
Nah Sahabat, solusi yang memuaskan bukan. 

Foto : Garasi.id

Ditulis oleh RIZKY YUNIHARTO
Terakhir diupdate: 25 Apr 2021 | 20:01 WIB
Bagikan

Kata kunci pencarian

tipsmobilbarubekasremcakrambubutGarasiidjasaservisotomotifnawilis
Copyright © 2024 PT. Digital Otomotif Indonesia.
All Rights Reserved
Member Of 
 Family